Indonesian culture

Friday 5 October 2018

KESENIAN JATHILAN KOTA TEMANGGUNG

Indonesia memiliki banyak sekali kesenian tradisional.Kesenian pada masa dulu berfungsi sebagai sarana penyampaian pesan kepada warga.Namun pada masa sekarang kesenian tradisional hanyalah sebuah hiburan.
Pada masa dulu seorang yang menguasai sebuah tarian akan sangat di hormati oleh warga karena biasanya seorang yang memiliki dan menguasai sebuah tarian mempunyai ilmu kesaktian.
Namun di masa sekarang hal tersebut sepertinya sudah hilang karena tergerus oleh semakin canggihnya informasi dan tehnologi.


pada masa sekarang para pemerannya pun siapa saja yang mau,beda di jaman dahulu untuk bisa menjadi seorang pemeran harus memenuhi beberapa persyaratan,misalnya mampu menjalani puasa mutih,bertapa dsb.

SEJARAH JARAN KEPANG

Pada awalnya Jathilan atau Jaran kepang atau Kuda Lumping di pertontonkan saat para keluarga kerajaan datang sebagai hiburan.Jathilan berasal dari daerah Temanggung yang dalam bahasa Indonesia artinya lompat-lompat
Sebenarnya Jathilan,Jaran Kepang ataupun Kuda Lumping adalah sama.Terbuat dari bambu yang di bentuk menyerupai kuda tanpa kaki.


Biasanya para pemeran di beri mantra dahulu oleh Ketua rombongan dengan tujuan saat memerankan sebagai Kuda Lumping benar-benar seperti Kuda Lumping dari tingkah lakunya.Bahkan seorang pemeran Kuda Lumping mampu makan kaca tipis tanpa terluka sedikitpun.

Saat ini Kuda Lumping atau Jaran Kepang atau Jathilan sudah menjadi kesenian tradisional yang di miliki secara nasional.Pada Jaman dahulu pementasan Jaran Kepang hanya ada di pulau Jawa,namun sekarang di seluruh pelosok negeri ini sering diadakan pementasan Jaran Kepang.


Di Pulau Jawa masih sering diadakan pementasan Jathilan,biasanya di acara-acara seperti pernikahan ataupun sunatan.Untuk menyewa sebuah group Jathilan tidak terlalu mahal untuk sebuah kesenian..sekitar Rp 15 Juta sudah mampyu untuk menghadirkan dan meramaikan acara hajatan.


No comments:

Post a Comment