Indonesian culture

Monday, 22 October 2018

TRADISI GREBEK BEBEK MAULID NABI DI TEMANGGUNG

Tradisi Grebek Bebek Bentisan mungkin terasa asing di telinga sebagian rakyat Indonesia,mungkin juga bagi sebagian warga Temanggung sendiri.

Tradisi Grebek Bebek ini pada di mulai pada tahun 2012.

ASAL USUL

Pada Jaman dulu ada seorang Sayyid bernama Sayyid Abdurrahman yang tinggal di dusun Bentisan,Desa Sukomerto,Kecamatan Jumo,Kabupaten Temanggung.Sayyid Abdurrahman adalah penyebar dakwah islam di Dusun bentisan.Dalam kegiatan kesehariannya beliau sering angon bebek.

Sehingga setelah Sayyid Abdurrahman wafat kegiatan sayyid di jadikan tradisi bagi warga sekitar sebagai ucapan syukur dan menghormati sang Sayyid.Sedangkan Bentisan sendiri diambil dari nama dusun Bentisan





Acara Grebek Bebek di mulai dari Balai Desa Sukomerto menuju Pemakaman Sayyid Abdurrahman yang berjarak sekitar 1 KM.

Dalam acara tersebut warga membawa berbagai hasil bumi dan replika Bebek.Warga juga membawa ingkung berbentuk nasi tumpeng yang di isi berbagai macam lauk dan sayuran.





Acara tersebut di ikuti oleh perangkat Desa,tokoh Desa dan Ulama setempat.Acara puncak adalah saat Ulama selesai membacakan doa maka makanan yang tadi dibawa warga bisa langsung di makan beramai ramai.

Acara Grebek Bebek ini di lakukan warga Bentisan hanya setahun sekali yaitu pada saat memperingati Maulid Nabi atau hari lahir Rasulullah.





Warga dan semua perangkat desa dan para Ulama yang mengikuti acara Grebek Bebek di haruskan menggunakan pakaian adat Jawa.

Setelah acara makan selesai di lanjutkan dengan Ziarah dan berdoa di makam Sayyid Abdurrahman.

RUTE

Untuk mencapai area tersebut kita bisa melalui berbagai arah,Dari Kendal - Kec Jumo,Dari Temanggung bisa melewati kecamatan Candiroto ataupun dari Kaloran.



No comments:

Post a Comment